28.09.202110:21:00UTC+00Emas Melayang Dekat Angka Terendah 1.5 Bulan

Harga emas turun ke level terendah 1.5 bulan pada hari Selasa karena dolar mengikuti imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi, mengurangi permintaan untuk emas batangan tanpa bunga. Spot gold turun 0.6 persen pada $1.739,62 per ounce sementara emas berjangka AS turun 0.7 persen pada $1.739,55. Dolar terpantau naik dan imbal hasil Treasury AS dua tahun melonjak ke level tertinggi 18 bulan karena investor mengedepankan ekspektasi untuk pengetatan kebijakan Fed. Gubernur Fed, Lael Brainard pada hari Senin mengatakan bahwa kondisi pasar tenaga kerja mungkin "segera" menjamin pengurangan laju pembelian obligasi bank sentral. Sedangkan Presiden Fed New York, John Williams juga mencatat bahwa pembelian obligasi akan segera dilakukan. Ketua Fed, Jerome Powell akan hadir hari ini bersama Menteri Keuangan Janet Yellen pada dengar pendapat pengawasan tentang program dukungan besar-besaran pemerintah yang disahkan untuk menangani pandemi COVID. Kemudian, Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde akan menyampaikan pidato pembukaan di Forum ECB 2021 tentang Perbankan Sentral, melalui satelit pada pukul 8 pagi ET. Dalam sambutan yang disiapkan untuk disampaikan kepada Komite Perbankan Senat, Powell mengatakan bahwa inflasi di AS meningkat dan dapat bertahan dalam beberapa bulan mendatang sebelum turun kembali ke sasaran jangka panjang 2 persen Fed. Secara lebih luas, perjuangan juga akan mempengaruhi diskusi sosial budaya tentang segala hal mulai dari perubahan iklim hingga ketidaksetaraan dan perdagangan hingga mata uang fiat. Bagaimana dua ekonomi terbesar dunia - Amerika Serikat dan China - maju dalam upaya pengawasan pasar mereka kemungkinan akan memiliki konsekuensi yang paling luas jangkauannya. "Crypto telah menjadi sesuatu yang terlalu besar untuk diabaikan," ungkap CIO Bitwise, Matt Hougan. "industri senilai $ 2 triliun dan setiap bank besar Wall Street membantu investor mengaksesnya dan sekarang mereka harus melawannya." Disisi lain China mengguncang pasar keuangan minggu ini dengan mengumumkan bahwa semua transaksi terkait mata uang crypto akan dianggap ilegal di negara tersebut, menggemakan pengecualian yang tidak terlalu jelas yang dibuat pada tahun 2013, ketika tindakan keras diambil terhadap penawaran koin awal, pertukaran crypto dan penambangan mata uang crypto. Sebagai gantinya, mereka berencana untuk merilis mata uang digitalnya sendiri - yuan digital. China sendiri adalah salah satu dari 81 negara yang mengeksplorasi mata uang digital mereka sendiri, daftar yang dimulai dengan pengadopsi awal seperti Venezuela dan Estonia, tetapi sekarang mencakup negara-negara besar seperti Amerika Serikat. Angka populasi China sebesar 1,4 miliar kemungkinan akan memberikan keunggulan ketika mereka mulai meluncurkan yuan digital secara global di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 - sebuah prospek yang telah mendorong beberapa politisi AS untuk melarang atlet Amerika menggunakan koin elektronik saat berada di sana. "Untuk China, saya pikir cukup jelas mereka ingin mempromosikan yuan digital, dan bahwa mereka hanya mengurus persaingan," ungkap Nicolas Christin, seorang profesor di Carnegie Mellon University. China juga mengatakan bahwa 10 regulator, termasuk bank sentral, akan bekerja sama untuk melacak aktivitas terkait cryptocurrency. Larangan itu bahkan menyatakan bahwa valuta asing dilarang memberikan layanan kepada investor dari wilayah daratan. Tindakan negara itu selama beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penurunan dalam perdagangan lokal, ungkap Randall Kroshner, wakil dekan University of Chicago Booth School of Business dan mantan gubernur Dewan Federal Reserve. "Bahkan dengan VPN, bisa sangat sulit untuk terhubung dan bisa melambat," katanya.