19.10.202110:12:00UTC+00Bank Sentral Indonesia Membiarkan Suku Bunga Tidak Berubah

Bank sentral Indonesia membiarkan suku bunga utamanya tidak berubah untuk pertemuan kedelapan berturut-turut pada hari Selasa. Dewan Gubernur Bank Indonesia sendiri memutuskan untuk menahan BI 7-Day reverse repo rate pada level 3,50 persen. Perubahan kurs sebelumnya adalah adanya penurunan seperempat poin di bulan Februari. Suku bunga fasilitas simpanan dipertahankan pada 2,75 persen dan suku bunga fasilitas pinjaman pada 4,25 persen. Keputusan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah rendahnya prakiraan inflasi dan upaya mendukung pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sendiri diproyeksikan akan terus membaik hingga triwulan IV, sehingga sepanjang tahun 2021 tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia sebesar 3,5 persen-4,3 persen. Bank Indonesia mengatakan bahwa defisit transaksi berjalan akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang berada di kisaran 0,0 persen-0,8 persen dari PDB pada 2021, dan akan tetap rendah pada 2022. Mereka juga memperkirakan inflasi berada di bawah titik tengah kisaran target 2-4 persen tahun ini dan tetap dalam kisaran target 2-4 persen pada 2022. Meskipun bank sentral sendiri mempertahankan perkiraan pertumbuhan tidak berubah, mereka terlihat jauh lebih optimis mengenai prospek ekonomi, serta mencatat bahwa ekspor yang kuat dan rebound konsumsi akan membantu mendukung pertumbuhan, ungkap Gareth Leather, seorang ekonom di Capital Economics. Artinya, kenaikan suku bunga masih jauh. Alasan lebih lanjut untuk tidak mengharapkan kenaikan suku bunga adalah lemahnya inflasi, lanjut Leather. Para ekonom mengharapkan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga tidak hanya sampai akhir tahun ini, tetapi juga sampai akhir 2022.