30.11.202110:32:00UTC+00Inflasi Prancis Berada Pada Angka Tertinggi Sejak 2008

Perkiraan sementara dari kantor statistik Insee pada hari Selasa menunjukkan bahwa angka inflasi Prancis melaju ke level tertinggi sejak 2008 yang didorong oleh lonjakan harga energi. Dalam komunikasi terpisah, kantor statistik juga mengkonfirmasi pertumbuhan berurutan untuk kuartal ketiga. Inflasi harga konsumen naik ke 2,8 persen di bulan November dari 2,6 persen di bulan Oktober. Angka tersebut diperkirakan akan tetap tidak berubah di 2,6 persen. Inflasi terakhir adalah yang terkuat sejak September 2008, ketika harga naik sebesar 3 persen. Kenaikan tahunan didorong oleh percepatan harga energi, harga barang manufaktur dan biaya jasa. Inflasi Prancis pun diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena harga energi, kendala jalur produksi yang terus mendorong harga produsen, seperti yang dikatakan oleh Charlotte de Montpellier, seorang ekonom di ING. Dalam skala bulan ke bulan, harga konsumen naik 0,4 persen, tingkat yang sama seperti yang terlihat di bulan Oktober. Tingkat diperkirakan akan turun menjadi 0,2 persen. Inflasi, berdasarkan indeks harga konsumen yang diselaraskan, naik menjadi 3,4 persen dari 3,2 persen sebulan lalu. Para ekonom sendiri telah memperkirakan HICP akan naik 3,2 persen lagi di bulan November. Pada basis bulanan, HICP tumbuh 0,4 persen, tingkat yang sama seperti di bulan Oktober. Data akhir akan jatuh tempo pada 15 Desember. Laporan lain dari Insee juga menunjukkan bahwa inflasi harga produsen naik ke 14,9 persen di bulan Oktober dari 11,7 persen di bulan September. Dibandingkan dengan September, harga produsen naik 2,9 persen setelah naik 1,7 persen. Berdasarkan data yang direvisi dari Insee menunjukkan bahwa perkiraan pertumbuhan PDB untuk kuartal ketiga meningkat terutama menjadi 3,0 persen dari +1,3 persen pada kuartal kedua. Tingkat pertumbuhan tetap tidak berubah dari perkiraan pertama yang diterbitkan kembali pada akhir Oktober. Pada bulan Oktober, konsumsi rumah tangga terpantau turun secara tak terduga sebesar 0,4 persen dan tetap di bawah tingkat sebelum krisis. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan tajam konsumsi barang-barang manufaktur sebesar 1,8 persen. Angka tersebut sebagian diimbangi oleh kenaikan 0,7 persen dalam konsumsi makanan dan peningkatan 1 persen dalam pengeluaran energi.