Pada Selasa, mata uang Eropa berada dalam suasana yang positif. Euro mendominasi tidak hanya saat berpasangan dengan dolar, namun dalam berpasangan dengan mata uang selain dolar AS, khususnya dengan pound. Dan meski bursa valuta asing dipaksa untuk menghadapi kalender ekonomi yang setengah kosong untuk hari ini, mata uang tunggal tersebut telah menemukan alasan untuk pertumbuhan korektif.
Kita berbicara mengenai performa perdagangan luar negeri Jerman, yang secara mengejutkan lebih baik dari ekspektasi. laporan yang positif mengenai neraca perdagangan Jerman mengurangi kegelisahan mengenai risiko perang dagang. Angka neraca lebih baik dari ekspektasi dan mencapai hampir 22 miliar euro. Para pakar memprediksi hasil yang lebih rendah, di level 21 miliar euro. Neraca pembayaran terbaru juga tidak mengecewakan trader. Indikator tersebut muncul sebesar 26 miliar euro dari perkiraan sebesar 20 miliar euro. Ekspor di level nol, meski analis memprediksi penurunan dalam area negatif. Namun, indikator impor naik ke 1,2% dengan perkiraan pertumbuhan hanya sebesar 0,3%. Surplus perdagangan luar negeri untuk paruh pertama tahun ini berada di level 121,5 miliar euro, yang sama dengan level selama enam bulan di tahun lalu.
Dengan kata lain, indikator-indikator dari Jerman menunjukkan perubahan positif, namun tidak mungkin untuk menyebutnya sebagai "terobosan yang sensasional". Oleh karena itu, EUR/USD tampak tidak dapat diandalkan, khususnya karena data yang mengecewakan dari Jerman dirilis - yaitu volume produksi industri, yang berbanding terbalik dengan perkiraan yang optimis, produksi tetap di area negatif, turun ke -0,9% per bulan - ini adalah hasil terburuk sejak April. Per tahun, terdapat penurunan hingga 2,5%.
Namun, trader perlu alasan untuk koreksi kenaikan pasangan EUR/USD, sehingga faktor-faktor negatif dengan mudah diabaikan. Selain itu, indeks dolar juga memperlambat pertumbuhan, turun dari level tertinggi tahunan kembali ke area angka ke-94. Yuan China juga memegang peranan di sini. USD/CNY telah menunda pertumbuhannya, yang terus berlanjut sejak April. Hampir mencapai level 6,9, yuan melambat dan mulai berangsur berbalik mundur - kini pasangan ini diperdagangkan di 6.821.
Menurut media Amerika, pada hari Selasa, Bank Rakyat China (PBoC) mengadakan rapat dengan perwakilan dari 15 bank terbesar di negara tersebut. bank sentral tersebut memastikan para bankir bahwa regulator tersebut memiliki pengaruh dan kekuatan yang cukup untuk menstabilkan pasar, serta untuk menjaga fleksibilitas mata uang nasional. Sebagai tambahan, diketahui bahwa cadangan devisa China di Juli tak terduga naik 5,82 miliar dolar (jumlah total mencapai 3.118 triliun dolar). Para pakar tidak mengharapkan hasil tersebut, selain itu, menurut perkiraan secara umum, cadangan devisa China seharusnya turun lebih dari $12 miliar.
Fakta-fakta ini mengimbangi permintaan untuk greenback, dimana setelah dinamika pasangan-pasangan dolar berubah tipis. Tidak hanya euro yang berubah, namun mata uang Jepang juga menunjukkan karakternya untuk hari ini, serta franc Swiss. Bahkan pound, yang berada di bawah tekanan kuat data fundamental yang negatif, telah menjauh dari level-level rendah lokal.
Tentu saja, kita tidak dapat berbicara mengenai perubahan substansial di sini - dolar tetap menjadi favorit dalam hampir semua pasangan mata uang, setidaknya dalam waktu dekat. Meski kalender ekonomi yang setengah kosong memungkinkan perhatian trader untuk terganggu dari "fluiditas" dan memikirkan isu-isu yang lebih besar. Di antaranya adalah inversi kurva yield. Baru-baru ini, isu ini semakin terangkat di antara pada pakar dan antara para anggota Fed. Kekhawatiran mengenai menyempitnya spread antara obligasi pemerintah AS jangka pendek dan panjang cukup beralasan, karena kurva yield terbalik di tiap malam dari 7 resesi terakhir Amerika.
Dan mengingat fakta bahwa selama sebulan lalu, kurva yield menjadi semakin mendatar, sehingga isu ini menjadi semakin relevan. Pada rapat terbaru, Fed mengabaikan tren tersebut, sehingga pasar tidak fokus pada isu ini. Meski sebagian anggota Fed (terutama dari pihak yang "dovish"), serta mantan pimpinan Federal Reserve, Ben Bernanke, menyuarakan sinyal yang mengkhawatirkan. Khususnya, Bernanke mengakui bahwa dalam kondisi modern, inversi kurva yield "bukanlah satu-satunya, namun salah satu pertanda penurunan ekonomi." Di sini, perlu diingat bahwa lebih dari satu dekade lalu, ia mengabaikan pendekatan kurva ke inversi, namun tahun berikutnya, 2007, ekonomi AS memasuki zona resesi.
Bagaimanapun, pasar sejauh ini tenang menghadapi sinyal-sinyal tersebut, khususnya terhadap pertumbuhan PDB AS yang cukup kuat di kuartal kedua. Oleh karena itu, ancaman hipotetis hanya diingat secara sporadis atau ketiadaan berita. Pada hari Selasa, topik ini kembali "mengemuka" di media, memicu tekanan (meski tidak besar) tambahan pada dolar.
Namun, faktor fundamental tersebut tidak memiliki imbas berjangka panjang. Oleh karena itu, posisi long pada EUR/USD harus disikapi dengan kewaspadaan tinggi, khususnya karena harga tidak melewati level resistance kuat di 1,1650 (batas bawah cloud Kumo yang bertepatan dengan garis rata-rata indikator Bollinger Bands pada chart harian). Selama pasangan ini tidak menetap di atas level ini, terdapat risiko besar harga bergulir kembali ke level-level terendah lokal, yaitu ke tengah angka ke-15. Faktor-faktor fundamental hari ini tidak dapat memberikan bulls pertumbuhan pergerakan berskala penuh, sehingga posisi long pada EUR/USD tampak tidak dapat diandalkan.
