Pasangan euro-dolar diperdagangkan mendatar selama dua hari dalam mengantisipasi agenda utama pekan ini. Kami membahas rapat Federal Reserve pada bulan Oktober, yang setelahnya, Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers berikutnya. Sekadar mengingatkan bahwa sebelumnya (sebelum awal 2019), ketua Fed tersebut memberikan keterangan pada wartawan hanya setelah empat pertemuan dari delapan yang dijadwalkan untuk tahun ini. Selama bertahun-tahun, pasar menjadi terbiasa dengan fakta bahwa keputusan atau niatan disuarakan secara tepat pada pertemuan yang diperpanjang, ketika kepala Fed dapat memberikan komentar yang relevan dan memperjelas posisi tertentu secara lebih jauh. Sisa pertemuan, umumnya, jelas "berlalu" - para trader tidak mengharapkan hal yang tidak biasa dari nya.
Namun, situasinya telah berubah sejak Januari tahun ini: Powell memutuskan untuk menggelar uraian singkat di akhir setiap pertemuan, sehingga para trader menilai kemungkinan satu atau langkah lain regulator pada malam setiap rapat anggota Fed. Tetapi, ada sedikit keraguan mengenai hasil rapat besok: dengan probabilitas 95%, bank sentral AS akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Fakta ini tidak akan mengejutkan setiap peserta dari pasar, dan dolar tidak mungkin menunjukkan volatilitas tinggi. Selama beberapa pekan terakhir, ada terlalu banyak faktor yang mengindikasikan kelayakan langkah ini dari pihak The Fed: Non-petanian yang bertentangan, peningkatan indikator inflasi yang lemah dan rekor nilai ISM produksi yang rendah. Para anggota Federal Reserve sebagian besar tidak menyangkal adanya kemungkinan besar pelonggaran kebijakan moneter pada rapat kedua terakhir tahun ini.
Oleh karena itu, intrik utama rapat besok berbeda. Para trader tertarik dengan langkah lebih lanjut dari regulator AS - baik tahun ini dan awal tahun depan. Di sini, pendapat para analis terbagi. Menurut beberapa ahli strategi mata uang, The Fed akan mengambil jeda setelah penurunan suku bunga Oktober. Yang lain percaya bahwa pada awal tahun depan, bank sentral akan sekali lagi menurunkan suku bunganya. Jerome Powell memperingatkan pada musim panas (pada malam penurunan pertama) bahwa regulator akan menyesuaikan suku bunga "untuk tujuan pencegahan" - yaitu, siklus jangka panjang tidak dibahas pada awalnya. Area paling sensitif perekonomian AS telah merespon langkah pertama The Fed dalam arah ini. Hasil perundingan AS-China juga membahas tentang sikap tunggu dan lihat The Fed. Dan meskipun para pihak terkait tidak dapat membuat kesepakatan, mereka mengambil beberapa langkah terhadap satu sama lain dan tidak mengizinkan eskalasi perang dagang lainnya.
Selain itu, dengan menurunkan suku bunga lebih lanjut, Federal Reserve berisiko mempersempit ruang gerak, yang mungkin berguna di masa depan (misalnya, jika AS dan China melanjutkan konflik dagang dengan semangat baru). Sebelum dimulainya perang dagang, regulator AS berhasil mengurangi neraca dan menaikkan suku bunga, sehingga "memiliki ruang untuk mundur." Dalam hal ini, posisinya terlihat agak lebih menguntungkan dibandingkan dengan banyak bank sentral lain di negara-negara terkemuka dunia.
Dengan kata lain, Jerome Powell tentu tidak akan terburu-buru dengan keputusan selanjutnya, setidaknya dalam konteks rapat bulan Desember. Namun, menurut beberapa ahli (khususnya, ING), regulator tersebut masih akan kembali menggunakan putaran penurunan suku bunga pada awal tahun depan, dan kemudian mengambil jeda hingga akhir tahun 2020.
Pendukung skenario ini terutama menunjukkan dinamika inflasi AS. Indeks harga konsumen yang dirilis pada bulan Oktober memang sangat lemah. Indeks bulanan keseluruhan secara tak terduga melambat menjadi nol, bertentangan dengan prakiraan pertumbuhan ke 0,1%. Secara tahunan, CPI tetap di tempat: pada bulan September, indikator tersebut mencapai 2,4% YOY, meskipun para ekonom sebelumnya memperkirakan pertumbuhan menjadi 2,5%. Inflasi inti juga mengecewakan. Indeks inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, turun lebih dari yang diperkirakan. Secara bulanan, indeks tersebut pada bulan lalu mencapai 0,1%, meskipun para ahli memperkirakan pertumbuhan yang lebih besar. Perlambatan inflasi inti adalah tanda yang mengkhawatirkan, terutama di tengah melambatnya pertumbuhan upah. Sekadar mengingatkan bahwa komponen inflasi Non-pertanian juga mengecewakan pasar, berada di zona merah. Kini gambaran negatif dilengkapi dengan rilis inflasi.
Sangat mungkin "kelembutan" retorika Fed juga akan bergantung pada data awal pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga (diperkiraka rilis besok, 30 Oktober, pada awal sesi AS). Menurut prakiraan umum, pertumbuhan PDB AS secara signifikan akan melambat - menjadi 1,6% (setelah jatuh ke 2% pada kuartal kedua). Jika ramalan ini benar, itu akan menjadi tingkat pertumbuhan paling lemah sejak kuartal keempat 2015.
Dengan demikian, mengingat totalitas faktor fundamental, kita dapat berasumsi sebegai berikut. Setelah menurunkan suku bunga setelah hasil rapat bulan Oktober, Jerome Powell, kemungkinan besar, tidak akan mengumumkan langkah lebih lanjut ke arah ini. Dirinya akan kembali mengingatkan wartawan bahwa regulator tidak membuat keputusan "sebelum waktunya", jadi semuanya akan bergantung pada kondisi saat ini. Selain itu, mengingat pertumbuhan inflasi yang lemah, Non-pertanian, dan (mungkin) PDB AS pada kuartal ketiga, nada pernyataan terlampir akan menjadi lebih dovish (pesimistis).
Pasar dapat menafsirkan fakta ini sebagai sinyal pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, setelah itu dolar akan berada di bawah tekanan signifikan. Jika Powell cukup jelas menandakan jeda jangka panjang dalam hal ini, maka permintaan mata uang AS akan meningkat tajam, terlepas dari pemangkasan suku bunga ketiga tahun ini. Oleh karena itu, disarankan untuk membuat keputusan trading pada pasangan EUR / USD tidak berdasarkan pada hasil pertemuan Fed, tetapi mengikuti hasil konferensi pers Jerome Powell, karena gambaran mendasar untuk dolar dapat berubah secara signifikan.
